Pengembangan Multimedia Interaktif Menggunakan Scratch

Tulisan pertama yang terbit di AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika pada tahun 2023. Artikel ini mengulas tentang potensi pemanfaatan Scratch untuk menjadi salah satu media pembelajaran matematika sebagaimana telah saya ulas sebelumnya di sini.

Scratch merupakan salah satu bahasa pemrograman visual berbasis blok yang sering dikembangkan oleh MIT. Scratch ditujukan terutama untuk anak-anak sebagai alat pendidikan, dengan target audiens berusia 8 hingga 16 tahun. Pengguna di situs tersebut, yang disebut Scratchers, dapat membuat proyek di situs web menggunakan blok antarmuka.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4D. Ada empat tahapan yang dilkakukan pada penelitian ini, yaitu: define, design, develop, dan disseminate. Pembuktian validitas dilakukan dengan menggunakan indeks Aiken dengan melibatkan lima ahli judgement.

Ternyata Scratch yang memiliki fungsi utama untuk membuat game dan animasi, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran interaktif. Media pembelajaran interaktif pada materi persamaan kuadrat yang dikembangkan menggunakan Scratch memiliki kualitas yang sangat baik, baik dari aspek aspek desain pembelajaran, aspek rekayasa, maupun komunikasi visual.

Jika anda penasaran dengan hasil lebih lengkap, silakan simak artikelnya di sini

Mempertahankan yang Ada Merupakan Tantangan Berat

Ponorogo, 9 Desember 2021. Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Ponorogo, untuk pertama kalinya menyelenggarakan IAIN Ponorogo Award 2021. Ajang untuk memberikan apresiasi bagi dosen, tendik, lembaga dan unit kerja di lingkungan IAIN Ponorogo. Kegiatan tersebut memberikan penghargaan terhadap 12 jenis kategori dengan total 60-an penerima penghargaan.

Salah satu kategori apresiasi tersebut adalah Dosen Terbaik Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Penentuan pemenang didasarkan pada hasil evaluasi dosen oleh mahasiswa (EDOM). EDOM merupakan bentuk evaluasi pengajaran dosen oleh mahasiswa. Peneliaian ini mencakup aspek kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Masing-masing kompetensi ditutunkan dalam beberapa indikator yang lebih rinci. Perincian disesuaikan dengan kebijakan, tuntutan akreditasi, dan perkembangan zaman. Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian dengan skala likert 1-5. Skor 1 jika menurut mahasiswa buruk atau sangat kurang dan skor 5 jika sangat baik.

Hasil penilaian tertinggi memang memiliki dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, para penilai memberikan nilai secara objektif sesuai dengan standar yang ada. Kedua, para penilai terlalu murah memberikan nilai sehingga jumlahnya lebih banyak. Terlepas dari itu semua, saya yakin bahwa mahasiswa sebagai “agent of control”, dengan idealisme-nya tentu akan memberikan penilaian yang objektif. Pasalnya pemberian penilaian juga tidak berdampak pada nilai akademik seorang mahasiswa. Dosen pun tidak memiliki akses hasil penilaian mahasiswa. Oleh karena itu–menurut saya–tidak ada unsur tekanan sehingga mahasiswa memberikan nilai secara jujur dan objektif.

Salah satu kategori tersebut menempatkan saya menjadi Dosen Terbaik Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prodi Tadris IPA. Tentu terbaik di sini bukan terbaik dari aspek segalanya. Saya pun menyadari masih banyak sekali kekurangan yang ada pada diri saya. Namun demikian, tetap bersyukur semoga hasil ini bisa menjadi pemantik untuk senantiasa berinovasi dalam mengajar sehingga lebih baik lagi pada tahun yang akan datang.

Sekali lagi terima kasih pada para mahasiswa atas penilaiannya, semoga bisa meningkatkan pada semester-semester berikutnya. Saya sangat sadar bahwa sekalu PNS, tugas kita adalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Oleh karena itu, sebagai Dosen, maka tugas saya adalah bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para mahasiswa. Prinsip saya, “Kepuasan Anda adalah tujuan kami”. Meskipun terkadang untuk membuat pelanggan “puas” kita sampai lemas.

Kehadiran pandemi memaksa kita menjadi lemas dalam melayani mahasiswa. Awal-awal memang terasa begitu. Harus menyiapkan materi, berkali-kali membuat rekaman, mengedit video, merender video, membuat tugas, koreksi tugas, membuat kuis, koreksi kuis, membuat soal, dan koreksi soal. Hingga bekerja tidak cukup 8 jam per hari–sesuai tuntutan kerja PNS–saja. Bekerja hingga jam 01.00 WIB bahkan terkadang sampai 02.00 WIB adalah hal yang biasa. Semua saya lakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para mahasiswa.

Penghargaan ini menjadi tambahan amunisi dan semangat untuk belajar dan berinovasi lagi agar ke depannya semakin lebih baik lagi, lagi, dan lagi. Hasil ini belum seberapa, masih banyak yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dikemudian hari. Semoga kedepan bisa semakin baik dan semakin bermanfaat. Amin.

Arah Baru Pembelajaran di Era Konormalan Baru

Hingga bulan September 2020, wabah Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Justru menunjukkan tren yang semakin meningkat. Bahkan, tercatat pada tanggal 19 September 2020 menyentuh angka penambahan yang mencapai 4.168 tambahan kasus baru (Kompas.com). Seluruh kota besar di Indonesia telah menunjukkan kasus positif Covid-19.

Tren penyebaran Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, tentu berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Tri dharma perguruan dipaksa Covid-19 harus berubah, beradaptasi, dan bertransformasi. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian harus dibawa ke dunia maya, menggunakan berbagai platform yang juga mulai menjamur.

Dampak Covid-19 sangat terasa pada bidang pembelajaran. Pembelajaran yang semua dilaksanakan secara luring (luar jaringan) atau blended learning, harus dilakukan secara daring (dalam jaringan). Demikian juga pada pendidikan tinggi, pembelajaran harus dilaksanakan secara online. Penetapan pelaksanaan pembelajaran daring pada semester ganjil tahun akademik 2020/2021 dilakukan melalui keputusan bersama Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan.

Lantas bagaimana sebaiknya pembelajaran daring pada perguruan tinggi dilakukan? Silakan simak catatan sederhana saya yang berupaya mengulas pembelajaran daring di era pola hidup baru (new normal) pada perguruan tinggi yang tertuang dalam buku antologi dengan judul “Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi: Transformasi, Adaptasi, dan Metamorfosis Menyongsong New Normal”. Dapatkan buku lengkap di sini. Apabila para pengunjung cerdik cendekia semua berkenan mengutip tulisan saya, silakan klik di sini.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Webinar Optimalisasi Pemanfaatan Akun “belajar.id”

Ponorogo, 11 Desember 2021. Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Madiun senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Tidak mau hanya menjadi kelompok “Laggards” menurut Everett M Rogers (2003). Para Bapak dan Ibu Guru PAI di Kabupaten Madiun menyelenggarakan Webinar Optimalisasi Pemanfaatan Akun “belajar.id”. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 10 – 11 Desember 2021.

Webinar ini mengupas tentang tiga hal. Pertama, blended learning sebagai alternatif pembelajaran daring dan luring yang disampaikan oleh Dr. Sugiyar, M.Pd.I. Kedua, Optimalisasi pemanfaatan Google Classroom dan Google Meet untuk pembelajan daring yang disampaikan Edi Irawan, M.Pd. Ketiga, Eksplorasi pemanfaatan Google Drive dan Google Formulir oleh Wahid Hariyanto, M.Pd.

Persentase Bapak/Ibu Guru Pemilik Akun “belajar.id”

Hasil survei awal menggunakan https://www.mentimeter.com/ diketahui bahwa sebanyak 73% Bapak/Ibu Guru PAI sudah memiliki akun “belajar.id”. Sisanya, sebanyak 27% mengaku belum memiliki akun “belajar.id”.

Pemanfaatan Berbagai Layanan Google for Education

Berikutnya, hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 54% Bapak Ibu sudah menggunakan Google Classroom, sisanya masih belum menggunakan. E-mail menempati urutan teratas dari segi pengguna, dengan di susul penggunaan terhadap Google Drive dan Google Formulir.

Berikut adalah salindia yang disampaikan terkait dengan optimalisasi pemanfaatan Google Classroom dan Google Meet.

Google Classroom: Mudah, Praktis, dan Gratis

Nawariide News | Ponorogo, 8 Agustus 2019. Pagi itu, suasana ruang rapat FATIK IAIN Ponorogo terlihat sangat santai tapi serius. Sekira 25 orang Dosen FATIK antusias mengikuti diskusi. Diskusi rutin mingguan pada saat itu membahas sebuah aplikasi sederhana dari Google yang bernama Classroom. Meskipun sederhana, aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran Daring (dalam jaringan). Sebuah pembelajaran yang menjadi song of the day. Pembelajaran yang memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi informasi, khususnya Internet. Pembelajaran kekinian yang diyakini paling relevan untuk saat ini.

Kesederhanaan Google Classroom justru menjadi kelebihannya. Mulai dari pembuatan akun yang sangat mudah, baik untuk pengajar (dosen/guru/tutor) maupun untuk pembelajar (mahasiswa/siswa). Cukup dengan memasukkan alamat email, akun langsung jadi. Profil user pada Classroom langsung tersingkronisasi dengan profil email kita. Satu akun bisa multi fungsi. Di satu sisi sebagai pembelajar dan di sisi lain sebagai pengajar. Bahkan untuk jumlah kelas yang banyak, dalam satu akun.

Apa saja yang bisa dilakukan di Google Classroom?

Dengan Classroom, pengajar dapat membuat kelas, mendistribusikan tugas, memberi nilai, mengirim masukan, dan melihat semuanya di satu tempat. Classroom membantu pengajar dan pembelajar mengorganisir tugas, meningkatkan kolaborasi, dan menumbuhkan komunikasi yang lebih baik. Pengajar juga dapat melacak progres siswa untuk mengetahui di mana dan kapan harus memberikan masukan tambahan.

Lantas apa saja kelebihan Google Classroom?

Pertama, akun Google Classroom dapat dibuat dengan singkat, mudah, gratis. Syaratnya, user harus punya email dari Google (Gmail). Kalau pun belum punya, bisa buat email dari Gmail dulu dengan sangat mudah juga.

Kedua, pemberian materi kuliah dengan cepat. Melalui menu Tugas Kelas atau Classwork, Pengajar dapat mengubggaj seluruh bahan ajar. Bahkan pengajar kelas paralel dapat merasakan efisiensi dengan Google Classroom, karena dapat mengunggah materi sekali untuk beberapa kelas sekaligus.

Ketiga, notifikasi secara real time. Kelebihan Google Classroom lainnya adalah fasilitas notifikasi melalui email secara real time. Misalnya seorang Dosen memberikan materi kuliah, tugas, dan kuis, maka seluruh siswa akan mendapatkan pemberitahuan saat itu juga melalui email. Demikian halnya dengan apabila siswa sudah mengirimkan tugas, saat itu juga Pengajar mendapatkan pemberitahuan bahwa mahasiswa nya sudah menyerahkan tugas.

Keempat, pemberian dan penyelesaian tugas, kuis, dan soal ujian dengan cepat, praktis, hemat. Karenanya, pemberian tugas, pelaksanaan kuis bahkan ujian dapat dilakukan secara paper less sehingga lebih efisien. Demikian halnya dengan para pembelajar, tidak perlu cetak tugas, pengumpulan tugas dapat dilakukan di mana saja, tidak harus menemui pengajarnya.

Kelima, fasilitas skoring yang mudah dan praktis. Google Classroom juga dilengkapi dengan fasilitas pemberian skor terhadap kuis atau tugas. Bahkan untuk soal pilihan ganda, dengan memanfaatkan Google Formulir yang juga terintegrasi pada Google Classroom, langsung memberikan koreksi dan update skor secara otomatis pula. Baik informasi skor kepada pengajar maupun kepada pembelajar. Google Classroom juga memanjakan pra pengajar, karena daftar nilai masing-masing siswa sudah tertata dan tersimpan otomatis.

Keenam, memungkinkan adanya diskusi secara online. Karenanya, kegiatan diskusi tidak harus selalu di kelas. Pembelajaran menggunakan bantuan Google Classroom memungkinkan pemberian tugas diskusi tanpa harus saling bertemu. Baik diskusi klasikal maupun kelompok.

Ketujuh, Google Classroom terintegrasi dengan berbagai aplikasi penunjang lainnya seperti Google Drive untuk penyimpanan file, Google Formulir Untuk angket, kuis, dan ujian, YouTube, dan lain-lain. Hal ini akan memudahkan para Pengajar.

Kedelapan, adanya fasilitas kalender. Fasilitas ini dapat digunakan untuk melihat daftar tugas, kuis, dan nilai menurut waktunya.

Setelah menyimak berbagai kelebihan di atas, silakan menentukan pilihan dalam menggunakan LMS (Learning Managemen System). Jika tertarik menggunakan Google Classroom, langsung klik di sini.

Tutorial Google Classroom Bagi Guru/Dosen

Tutorial Google Classroom Bagi Siswa/Mahasiswa

Pemanfaatan Google Classroom untuk Pembelajaran Daring

Di era pandemi Covid-19 ini telah diputuskan bahwa pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring perlu dikelola dan di manajemen dengan baik. Salah satu manajemen pembelajaran daring yang praktis dan mudah digunakan untuk adalah Google Classroom.

Bagi para pengunjung budiman yang penasaran dan dengan pemanfaatan Google Classroom untuk pembelajaran, silakan simak dan unduh pedoman di bawah ini:

Simak juga prosedur mengubah file CSV menjadi Excel di bawah ini.

MA Al-Ishlah Bungkal Bersiap Sambut Society 5.0

Nawari Ide News | Kamis, 10 Oktober 2019, Madrasah Aliyah (MA) Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Jawa Timur, bersiap menyambut era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Kegiatan diawali dengan seminar tentang era disrupsi teknologi ini. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengajaran kekinian, berbasis online.

Kegiatan yang berlangsung di Laboratorium Komputer ini diikuti oleh para Bapak Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Bapak Drs. Qomari, Kepala MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Terlebih di era globalisasi ini guru perlu mengikuti perkembangan zaman. Muaranya, mampu meningkatkan prestasi para siswa MA Al-Ishlah Bungkal.

Edi Irawan, bertindak selaku narasumber, menyampaikan kondisi baru wajah dunia saat ini. Terjadi perubahan yang signifikan, dimana pada era revolusi industri 1.0 ditandai dengan adanya penemuan mesin uap, revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya listrik, selanjutnya revolusi industri 3.0 ditandai dengan ditemukannya komputer dan internet. Selanjutnya, era baru yang dikenal dengan revolusi industri 4.0, ditandai dengan pemanfaatan artificial intelligence (AI), robotics, the internet of things (IoT), autonomous vehicles, 3D printing, nanotechnology, biotechnology, material science, energy storage dan quantum computing.

Berkelindan dengan hal tersebut, pada tahun 2019, pemerintah Jepang telah mempublikasikan visinya dengan konsep society 5.0. Tahapan era peradaban ini di mulai dari society 1.0 yang ditandai dengan kehidupan berburu, society 2.0 ditandai dengan tahapan manusia mulai bercocok tanam, society 3.0 ditandai dengan adanya industrialisasi, dan society 4.0 ditandai dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang massif. Society 5.0 merupakan misi masa depan di mana peradaban manusia didukung dengan artificial intelligence (AI), robotics, the internet of things (IoT) dan big data. 

Revolusi industri 4.0 dan society 5.0 ini perlahan tapi pasti akan memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan. Termasuk dunia pendidikan di Indonesia. Karenanya, Edi menyampaikan bahwa MA Al-Ishlah Bungkal perlu mulai menyiapkan sejak dini para siswanya mengenal teknologi informasi dengan baik. Salah satunya, para Bapak dan Ibu guru melakukan pembelajaran kekinian. Pembelajaran yang mengombinasikan pembelajaran online (daring) dan tatap muka (luring) atau yang dikenal dengan blended learning.

Pada sesi kedua, Dosen IAIN Ponorogo ini menyampaikan tutorial pemanfaatan Google Classroom sebagai salah satu aplikasi management learning system. Para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo ini sangat antusias mengikuti pelatihan. Mulai dari membuat kelas, mengunggah materi ajar, membuat tugas, membuat kuis, dan membuat soal ujian.

Kegiatan diakhiri dengan adanya pemberian kuis bagi para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal. Dengan memanfaatkan kahoot  Edi Irawan memberikan kuis terkait materi yang disampaikan.  Para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal sangat antusias dan serius dalam menjawab kuis. Peserta yang mendapatkan skor tertinggi diberikan hadiah.

Pada penutupan kegiatan, Drs. Qomari menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber dan seluruh peserta yang antusias mengikuti acara. Beliau sangat berharap kegiatan ini bisa ditindaklanjuti oleh Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal dengan menggunakannya pada pembelajaran.

Usia, Bukan Alasan Menjadi Guru Virtual

Nawariide News | Sabtu, 16 Februari 2019. Gema revolusi industri 4.0 tidak hanya lantang di perkotaan. Tetapi juga di pedesaan. Tidak hanya di dunia pendidikan tinggi. Tetapi juga di dunia pendidikan dasar dan menengah. Tidak hanya pada kaum muda. Tetapi juga pada golongan emak-emak (ibu-ibu).

Lahirnya revolusi industri 4.0 juga harus dibarengi dengan pembelajaran 4.0. Sebuah pembelajaran yang up to date. Pembelajaran yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karenanya, guru juga harus meng-upgrade diri. Sesuai tuntutan dan perkembangan zaman. 

Banyak hal yang bisa dilakukan di era disrupsi teknologi ini. Salah satunya adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran daring (dalam jaringan/online). Blanded Learning katanya Pak Dr. Wirawan Fadly, M.Pd. (Kajur Tadris IPA). Kelas virtual tampaknya mulai menjadi song of the day. Perlahan tapi pasti akan membumi.

Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang kekinian. Pembelajaran daring. Pembelajaran yang tidak tersekat oleh jarak dan ruang. Semua dilakukan dengan membentuk kelas virtual. Kelas belajar yang dilakukan secara online.

Terdapat banyak penyedia pembelajaran online. Sebut saja ada moodle, edmodo, google classroom, dan lain-lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi tujuannya sama. Memfasilitasi pembelajaran online. Memfasilitasi keberadaan kelas virtual.

Itulah yang kami bahas bersama Bapak dan Ibu Guru IPA MTs di Kabupaten Ponorogo. Mereka tergabung dalam wadah MGMP IPA. Pagi itu, bertempat di MTs Negeri 1 Ponorogo, para penerus Albert Einstein ini diskusi terkait pembelajaran kekinian. 

Usia tidak menjadi penghalang mereka untuk belajar menggunakan Google Classroom. Mulai dari pengenalan google classrom. Instalasi pada hand phone. Pembuatan kelas virtual, upload materi, pembuatan kuis, dan juga ujian secara online. Mereka begitu sangat antusias untuk mengikuti kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar tersebut.

Awalnya, Saya heran mengapa mereka begitu antusias. Tetapi kemudian saya tersadar, bahwa ini terjadi karena mereka guru MTs. Tentu sangat menghayati sebuah hadits yang sering kita dengarkan اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ (Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat).

Unduh materi pelatihan Pembelajaran di Era Revolusi Industri di sini

 

Abdimas Award 2018

Nawari Ide News | Ponorogo, 29 September 2018. Pagi itu, hall Amaris Hotel terlihat sangat ramai. Bukan untuk rapat, workshop, atau seminar seperti biasanya. Tetapi karena sedang dilaksanakan kegiatan Abdimas Award 2018. Abdimas sendiri merupakan akronim dari “Pengabdian kepada masyarakat”. Pada kegiatan ini dilakukan apresiasi terhadap seluruh madrasah dampingan yang terbaik.

Abdimas Award 2018 ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebelumnya. “Kegiatan ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan Abdimas kami, di mana sebelumnya kami telah melakukan perencanaan, pelatihan, dan juga kompetisi antar madrasah dampingan” ungkap Edi Irawan, selaku tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

Pada tahap pertama, dilakukan perencanaan untuk pembuatan Website masing-masing madrasah. Penetapan nama domain dilakukan bersama antara tim pengabdian kepada masyarakat dengan madrasah. Kemudian, dilakukan pembelian domain dan hosting untuk masing-masing madrasah.

Selanjutnya pada tahap kedua, dilakukan pelatihan teknik pengelolaan Website. Peserta kegiatan ini adalah para operator dari masing-masing madrasah. Materi pelatihan meliputi teknik pengisian website dan teknik penyusunan berita. Targetnya adalah para operator memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan website masing-masing.

Pada tahap ketiga, madrasah diberikan kesempatan untuk mengisi dan mengembangkan website. Selama proses pengisian website, tim Abdimas melakukan monitor dan evaluasi, baik secara online maupun secara langsung ke madrasah-madrasah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengisian dan pengelolaan website berjalan lancar.

Kompetisi antar website merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Ini merupakan distingsi kegiatan pengabdian kepada masyarakat kami dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat lainnya” lanjut dosen matematika ini.

Terdapat beberapa kategori website yang ditetapkan menjadi website terbaik. Pertama, website terbaik kategori kualitas layanan informasi online; Kedua, website terbaik kategori tampilan layout; Ketiga, website terbaik kategori konten deradikalisasi; Keempat, website terbaik kategori kualitas inovasi; dan Kelima, website terfavorit.