Pemuda Wates Sekarang Melek Blog

Nawari Ide News | Wates, 29 Juli 2019. Blog bagi warga desa bukan hanya mimpi lagi. Kemudahan akses internet menjadi salah satu penunjang ketercapaian pembuatan blog. Termasuk halnya bagi para pemuda di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

Adalah hadirnya mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 29 dari Institut Agama Islam Negeri Ponorogo yang membawa dan memperkenalkan blog bagi para pemuda. Mahasiswa memfasilitasi para pemuda dengan mengadakan pelatihan nge-blok bagi para pemuda. Pelatihan yang dilaksanakan pada hari Senin, 29 Juli 2019 diikuti oleh para peserta dengan sangat antusias.

Pelatihan dimulai dengan memperkenalkan kepada para peserta tentang blog dan manfaat memiliki blog. Secara bertahap, peserta membuat blog dari awal, mulai mendaftarkan diri pada wordpress. Peserta secara bertahap berlatih membuat berita, mengungah gambar, membuat laman, mengganti dan memperbaiki tema. Bertindak sebagai narasumber pada hari itu adalah Edi Irawan, M.Pd.. Dosen IAIN Ponorogo yang sekaligus DPL kelompok 29 mendampingi para peserta dengan telaten.

Beberapa blog hasil pelatihan langsung dapat diakses. Diantaranya adalah blog untuk desa wates, blog SATRANS, SDN 2 Wates, dan lain-lain. Di akhir sesi, diberikan quis online menggunakan kahoot. Materi yang menjadi bahan quis adalah materi selama pelatihan. Peserta yang mendapatkan skor quis tertinggi diberikan souvenir berupa mug cantik bergambar logo IAIN Ponorogo.

Unduh materi pelatihan lengkap tentang Mengenal, Membuat, dan Memanfaatkan Blog di sini.

Usia, Bukan Alasan Menjadi Guru Virtual

Nawariide News | Sabtu, 16 Februari 2019. Gema revolusi industri 4.0 tidak hanya lantang di perkotaan. Tetapi juga di pedesaan. Tidak hanya di dunia pendidikan tinggi. Tetapi juga di dunia pendidikan dasar dan menengah. Tidak hanya pada kaum muda. Tetapi juga pada golongan emak-emak (ibu-ibu).

Lahirnya revolusi industri 4.0 juga harus dibarengi dengan pembelajaran 4.0. Sebuah pembelajaran yang up to date. Pembelajaran yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karenanya, guru juga harus meng-upgrade diri. Sesuai tuntutan dan perkembangan zaman. 

Banyak hal yang bisa dilakukan di era disrupsi teknologi ini. Salah satunya adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran daring (dalam jaringan/online). Blanded Learning katanya Pak Dr. Wirawan Fadly, M.Pd. (Kajur Tadris IPA). Kelas virtual tampaknya mulai menjadi song of the day. Perlahan tapi pasti akan membumi.

Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang kekinian. Pembelajaran daring. Pembelajaran yang tidak tersekat oleh jarak dan ruang. Semua dilakukan dengan membentuk kelas virtual. Kelas belajar yang dilakukan secara online.

Terdapat banyak penyedia pembelajaran online. Sebut saja ada moodle, edmodo, google classroom, dan lain-lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi tujuannya sama. Memfasilitasi pembelajaran online. Memfasilitasi keberadaan kelas virtual.

Itulah yang kami bahas bersama Bapak dan Ibu Guru IPA MTs di Kabupaten Ponorogo. Mereka tergabung dalam wadah MGMP IPA. Pagi itu, bertempat di MTs Negeri 1 Ponorogo, para penerus Albert Einstein ini diskusi terkait pembelajaran kekinian. 

Usia tidak menjadi penghalang mereka untuk belajar menggunakan Google Classroom. Mulai dari pengenalan google classrom. Instalasi pada hand phone. Pembuatan kelas virtual, upload materi, pembuatan kuis, dan juga ujian secara online. Mereka begitu sangat antusias untuk mengikuti kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar tersebut.

Awalnya, Saya heran mengapa mereka begitu antusias. Tetapi kemudian saya tersadar, bahwa ini terjadi karena mereka guru MTs. Tentu sangat menghayati sebuah hadits yang sering kita dengarkan اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ (Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat).

Unduh materi pelatihan Pembelajaran di Era Revolusi Industri di sini

 

Abdimas Award 2018

Nawari Ide News | Ponorogo, 29 September 2018. Pagi itu, hall Amaris Hotel terlihat sangat ramai. Bukan untuk rapat, workshop, atau seminar seperti biasanya. Tetapi karena sedang dilaksanakan kegiatan Abdimas Award 2018. Abdimas sendiri merupakan akronim dari “Pengabdian kepada masyarakat”. Pada kegiatan ini dilakukan apresiasi terhadap seluruh madrasah dampingan yang terbaik.

Abdimas Award 2018 ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebelumnya. “Kegiatan ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan Abdimas kami, di mana sebelumnya kami telah melakukan perencanaan, pelatihan, dan juga kompetisi antar madrasah dampingan” ungkap Edi Irawan, selaku tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

Pada tahap pertama, dilakukan perencanaan untuk pembuatan Website masing-masing madrasah. Penetapan nama domain dilakukan bersama antara tim pengabdian kepada masyarakat dengan madrasah. Kemudian, dilakukan pembelian domain dan hosting untuk masing-masing madrasah.

Selanjutnya pada tahap kedua, dilakukan pelatihan teknik pengelolaan Website. Peserta kegiatan ini adalah para operator dari masing-masing madrasah. Materi pelatihan meliputi teknik pengisian website dan teknik penyusunan berita. Targetnya adalah para operator memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan website masing-masing.

Pada tahap ketiga, madrasah diberikan kesempatan untuk mengisi dan mengembangkan website. Selama proses pengisian website, tim Abdimas melakukan monitor dan evaluasi, baik secara online maupun secara langsung ke madrasah-madrasah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengisian dan pengelolaan website berjalan lancar.

Kompetisi antar website merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Ini merupakan distingsi kegiatan pengabdian kepada masyarakat kami dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat lainnya” lanjut dosen matematika ini.

Terdapat beberapa kategori website yang ditetapkan menjadi website terbaik. Pertama, website terbaik kategori kualitas layanan informasi online; Kedua, website terbaik kategori tampilan layout; Ketiga, website terbaik kategori konten deradikalisasi; Keempat, website terbaik kategori kualitas inovasi; dan Kelima, website terfavorit.

Tips Excel: Solusi Fungsi IF Berulang Lebih dari 8 Kali

Excel Mania | 17 September 2018. Suatu ketika, saya dipusingkan dengan rumus if yang bertingkat untuk menentukan nilai mahasiswa, masuk pada kategori A+, A, A-, dan seterusnya. Pasalnya, Excel hanya bisa menerima fungsi if sampai delapan kali saja. Sehingga untuk menentukan nilai dengan 15 tingkat akan tidak diproses oleh Excel.

Misalkan menggunakan fungsi IF, untuk menentukan nilai akhir dengan 15 stratifikasi di atas akan yang sangat panjang. “=IF(M14=”A+”,4, IF(M14=”A”,3.75, IF(M14=”A-“,3.5, IF(M14=”B+”,3.25, IF(M14=”B”,3, IF(M14=”B-“,2.75, IF(M14=”C+”,2.5, IF(M14=”C”,2.25, IF(M14=”C-“,2, IF(M14=”D+”,1.75, IF(M14=”D”,1.5, IF(M14=”D-“,1.25, IF(M14=”E+”,1, IF(M14=”E”,0.75, IF(M14=”E-“,0.5, IF(M14=”T”,0,””))))))))))))))))”, dan hasilnya tentu error.

Solusinya adalah, gunakan fungsi VLOOKUP. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

Pertama, siapkan tabel referensi terlebih dahulu, urutkan dari nilai yang terendah sebagaimana contoh berikut.

Kedua, gunakan fungsi VLOOKUP dengan Approximate Match (TRUE). Ketikkan =VLOOKUP(Alamat Sel Yang Akan Dikonversi; Alamat Tabel Referensi;Urutan Data Pada Tabel Referensi;TRUE). Berikut adalah contoh hasil pemanfaatan VLOOKUP Approximate Match untuk menggantikan fungsi IF yang banyak.

Ketiga, tambahkan STRING ($) pada alamat tabel referensi, agar fungsi bisa langsung di drag hingga data terakhir. Sehingga konversi nilai akan berjalan dengan sekejap saja.

File contoh pemanfaatan VLOOKUP Approximate Match untuk konversi nilai dapat diunduh di sini.

Operator IT MA Antusias Mengikuti Pelatihan

Nawari Ide News | 18 Agustus 2018. Sebanyak 20 peserta sangat antusias mengikuti pelatihan optimalisasi pemanfaatan website madrasah. Seluruh peserta merupakan para operator IT yang bertanggung jawab atas pengembangan website masing-masing madrasah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Maesa Hotel Ponorogo pada hari Sabtu,  18 Agustus 2018. Hadir sebagai narasumber Edi Irawan, M.Pd., Dosen IAIN Ponorogo sekaligus pengusul dan pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi tahun 2018.