Menyambut Society 5.0 Melalui Blended Learning

Alhamdulillah, satu lagi tulisan yang berawal dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah terbit pada jurnal terakreditasi Sinta 3. Artikel yang telah terbit ini bercerita tentang pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan blended learning. Hadirnya revolusi industri 4.0 dan society 5.0 menjadi inspirasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk mempersiapkan sejak dini, agar para guru dan siswa tidak mampu bersaing dan menangkap peluang di masa yang akan datang.

Pendekatan yang digunakan pada kegiatan ini adalah participatory action research (PAR) dengan subjek dampingan yang menjadi mitra kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Madrasah Aliyah Al-Ishlah Bungkal, Ponorogo. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu identifikasi masalah, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi pelaksanaan.

Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah pemahaman peserta yang tinggi terhadap materi yang disajikan, baik tentang revolusi industri 4.0, society 5.0, dan blended learning serta keterampilan peserta dalam menggunakan Google Classroom dalam pembelajaran. Indikator lain keberhasilan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasil evaluasi peserta terhadap pelaksanaan kegiatan. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan sangat baik, baik pada aspek sistematika materi, kesesuaian materi, alokasi waktu setiap materi, cara penyampaian materi, kesempatan mengajukan pertanyaan, interaksi narasumber dengan peserta seminar, kualitas materi yang disampaikan, relevansi materi dengan kebutuhan, maupun kemenarikan materi yang disampaikan.

Silakan baca artikel lebih lengkap di sini.
DOI: http://dx.doi.org/10.30651/aks.v4i2.3499
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Model Pengabdian Berbasis Kompetisi

Pengabdian merupakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang kerap kali dikesampingan. Memang secara langsung tidak berimplikasi pada dosen sebagai pelaksana pengabdian. Juga tidak ada tuntutan luaran berupa jurnal layaknya penelitian. Tidak ada juga standarisasi pengabdian kepada masyarakat. Karenanya, pengabdian menjadi tidak terlalu populer.

Pengabdian masyarakat sesungguhnya merupakan bentuk dharma bakti nyata dan langsung kepada masyarakat. Hasil penelitian yang ideal dengan visi setinggi langit perlu digunakan untuk mensejahterakan masyarakat. Tentu sesuai dengan keahlian yang kita miliki masing-masing.

Buku ini lahir dari ide yang sudah penulis tuangkan dan aplikasikan, yaitu pengabdian kepada masyarakat berbasis kompetisi. Pengabdian yang di kombinasikan dengan kompetisi antar dampingan.

Terdapat empat tahapan kegiatan pada pengabdian kepada masyarakat berbasis kompetisi. Kesatu, planning atau perencanaan. Pada tahap ini tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat bersama masyarakat dampingan menyusun rencana bentuk kegiatan pemberdayaan secara bersama-sama. Kedua, tahap doing atau pelaksanaan. Pada tahap ini tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat bersama masyarakat dampingan melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Ketiga, kompetisi atau perlombaan. Pada tahap ketiga ini dilakukan perlombaan antar subjek dampingan berdasarkan parameter tertentu yang telah ditetapkan bersama. Keempat, apresiasi atau penghargaan. Pada tahap terakhir ini, subjek dampingan yang paling baik–sesuai dengan kriteria kompetisi yang telah dilakukan sebelumnya–diberikan apresiasi atau penghargaan.

Buku ini juga dilengkapi dengan uraian mengenai berbagai pendekatan pemberdayaan masyarakat, mulai dari PRA, RRA, SL, hingga ABCD. Masing-masing disebutkan tahapan, kelebihan, kekuarangan, dan perbedaannya. Selain itu, Buku ini juga dilengkapi dengan contoh best practice yang telah penulis lakukan.

Sebagai penutup buku, disajikan berbagai potensi luaran yang sangat bermanfaat bagi dosen, mulai dari buku, artikel pada jurnal, oral presentasi pada seminar nasional atau internasional, HKI (hak kekayaan intelektual) dan lain sebagainya. Jika penasaran, Anda dapat memiliki buku ini dengan murah di sini.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Menghitung Selisih Hari, Bulan, dan Tahun Menggunakan Excel

Excel Mania | 17 September 2018. Microsoft Excel memiliki beragam fungsi yang terkadang kita saja yang tidak tahu cara menggunakannya. Termasuk halnya dengan fungsi untuk mencari selisih tanggal, bulan, atau tahun. Misalkan, suatu ketika ada data mahasiswa masuk per tanggal 1 September 2014, kemudian yang bersangkutan lulus pada tanggal 12 Oktober 2018, terkadang kita dibuat pusing jika harus mencari manual. Kalau yang dicari hanya satu dua orang saja tidak ada masalah. Tetapi jika yang dicari lebih dari sepuluh, seratus, atau bahkan seribu, tentu akan menjadi sebuah masalah. Berdasarkan hasil googling, ketemu rumus “DATEDIF” yang bisa digunakan untuk mencari selisih tanggal, bulan atau hari.

Proofing Tools: Solusi Antisipasi Salah Ketik

Aduuuh. Salaah  ketikk. Ketidaktelitian kita terkadang mengakibatkan salah ketik. Tidak sedikit pengguna Microsoft Word abai terhadap kesalahan pengetikan. Padahal, Microsoft Word telah dilengkapi dengan fasilitas untuk mencek kesalahan pengetikan. Proofing namanya. Tandanya, muncul garis merah dan biru di bawah tulisan kita. Itu bukan variasi. Itu juga bukan kebetulan. Garis merah menunjukkan bahwa kata yang kita ketik adalah salah. Atau belum terdeteksi sebagai sebuah kata yang baku. Sementara garis biru mengingatkan kita, karena terlalu banyak memberikan spasi. Mestinya, spasi antar kata hanya satu spasi saja. Nah, jika kita memberikan lebih dari satu spasi, maka akan muncul garis biru di bawahnya.

Berikut adalah tutorial bagaimana penggunaan Proofing untuk menghindari kesalahan pengetikan.

  1. Silakan unduh terlebih dahulu file kata baku di sini. Ini adalah senarai kata baku yang untuk sementara berhasil kami dapatkan. Jika ada pembaca yang memiliki dan hendak berbagi file lain yang lebih update akan diterima dengan senang hati.
  2. Atur language preferences pada pojok kanan bawah layar Anda dengan memilih bahasa “English (United States)”. Jangan yang lain.
  3. Buka dan atur pada Microsoft Word Anda
    1. Klik File/Home/Botton Office, lalu Klik Options.
    2. Klik Proofing, lalu Klik Custom Dictionaries.
    3. Salin (Copy) alamat File Path pada Dictionary List
      (C:\Users\EDI IRAWAN\AppData\Roaming\Microsoft\UProof)
    4. Buka folder, lalu tempel (paste) pada kolom di sebelah kanan logo komputer, lalu Enter.
    5. Setelah muncul kotak dialog di bawah ini, lalu buka file notepad dengan nama “CUSTOM”
    6. Ganti isi Notepad “Custom” tersebut dengan menyalin (copypaste) senarai kosa kata bahasa Indonesia yang ada pada notepad hasil unduhan pada laman ini.
    7. Klik File lalu pilih Save
    8. Pastikan dictionary language nya menggunakan “English (United States)” sebagaimana yang ada pada language preferences.
    9. Klik OK.

Sederhana kan, mulai sekarang, jika Anda salah ketik, akan diingatkan oleh Microsoft Word. Jika masih menjumpai ada kata baku tetapi ada garis bawah merah, maka silakan klik kanan dan tambahkan ke kamus (add to dictionary). Selamat mencoba.

Google Classroom: Mudah, Praktis, dan Gratis

Nawariide News | Ponorogo, 8 Agustus 2019. Pagi itu, suasana ruang rapat FATIK IAIN Ponorogo terlihat sangat santai tapi serius. Sekira 25 orang Dosen FATIK antusias mengikuti diskusi. Diskusi rutin mingguan pada saat itu membahas sebuah aplikasi sederhana dari Google yang bernama Classroom. Meskipun sederhana, aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran Daring (dalam jaringan). Sebuah pembelajaran yang menjadi song of the day. Pembelajaran yang memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi informasi, khususnya Internet. Pembelajaran kekinian yang diyakini paling relevan untuk saat ini.

Kesederhanaan Google Classroom justru menjadi kelebihannya. Mulai dari pembuatan akun yang sangat mudah, baik untuk pengajar (dosen/guru/tutor) maupun untuk pembelajar (mahasiswa/siswa). Cukup dengan memasukkan alamat email, akun langsung jadi. Profil user pada Classroom langsung tersingkronisasi dengan profil email kita. Satu akun bisa multi fungsi. Di satu sisi sebagai pembelajar dan di sisi lain sebagai pengajar. Bahkan untuk jumlah kelas yang banyak, dalam satu akun.

Apa saja yang bisa dilakukan di Google Classroom?

Dengan Classroom, pengajar dapat membuat kelas, mendistribusikan tugas, memberi nilai, mengirim masukan, dan melihat semuanya di satu tempat. Classroom membantu pengajar dan pembelajar mengorganisir tugas, meningkatkan kolaborasi, dan menumbuhkan komunikasi yang lebih baik. Pengajar juga dapat melacak progres siswa untuk mengetahui di mana dan kapan harus memberikan masukan tambahan.

Lantas apa saja kelebihan Google Classroom?

Pertama, akun Google Classroom dapat dibuat dengan singkat, mudah, gratis. Syaratnya, user harus punya email dari Google (Gmail). Kalau pun belum punya, bisa buat email dari Gmail dulu dengan sangat mudah juga.

Kedua, pemberian materi kuliah dengan cepat. Melalui menu Tugas Kelas atau Classwork, Pengajar dapat mengubggaj seluruh bahan ajar. Bahkan pengajar kelas paralel dapat merasakan efisiensi dengan Google Classroom, karena dapat mengunggah materi sekali untuk beberapa kelas sekaligus.

Ketiga, notifikasi secara real time. Kelebihan Google Classroom lainnya adalah fasilitas notifikasi melalui email secara real time. Misalnya seorang Dosen memberikan materi kuliah, tugas, dan kuis, maka seluruh siswa akan mendapatkan pemberitahuan saat itu juga melalui email. Demikian halnya dengan apabila siswa sudah mengirimkan tugas, saat itu juga Pengajar mendapatkan pemberitahuan bahwa mahasiswa nya sudah menyerahkan tugas.

Keempat, pemberian dan penyelesaian tugas, kuis, dan soal ujian dengan cepat, praktis, hemat. Karenanya, pemberian tugas, pelaksanaan kuis bahkan ujian dapat dilakukan secara paper less sehingga lebih efisien. Demikian halnya dengan para pembelajar, tidak perlu cetak tugas, pengumpulan tugas dapat dilakukan di mana saja, tidak harus menemui pengajarnya.

Kelima, fasilitas skoring yang mudah dan praktis. Google Classroom juga dilengkapi dengan fasilitas pemberian skor terhadap kuis atau tugas. Bahkan untuk soal pilihan ganda, dengan memanfaatkan Google Formulir yang juga terintegrasi pada Google Classroom, langsung memberikan koreksi dan update skor secara otomatis pula. Baik informasi skor kepada pengajar maupun kepada pembelajar. Google Classroom juga memanjakan pra pengajar, karena daftar nilai masing-masing siswa sudah tertata dan tersimpan otomatis.

Keenam, memungkinkan adanya diskusi secara online. Karenanya, kegiatan diskusi tidak harus selalu di kelas. Pembelajaran menggunakan bantuan Google Classroom memungkinkan pemberian tugas diskusi tanpa harus saling bertemu. Baik diskusi klasikal maupun kelompok.

Ketujuh, Google Classroom terintegrasi dengan berbagai aplikasi penunjang lainnya seperti Google Drive untuk penyimpanan file, Google Formulir Untuk angket, kuis, dan ujian, YouTube, dan lain-lain. Hal ini akan memudahkan para Pengajar.

Kedelapan, adanya fasilitas kalender. Fasilitas ini dapat digunakan untuk melihat daftar tugas, kuis, dan nilai menurut waktunya.

Setelah menyimak berbagai kelebihan di atas, silakan menentukan pilihan dalam menggunakan LMS (Learning Managemen System). Jika tertarik menggunakan Google Classroom, langsung klik di sini.

Tutorial Google Classroom Bagi Guru/Dosen

Tutorial Google Classroom Bagi Siswa/Mahasiswa

Pemanfaatan Google Classroom untuk Pembelajaran Daring

Di era pandemi Covid-19 ini telah diputuskan bahwa pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring perlu dikelola dan di manajemen dengan baik. Salah satu manajemen pembelajaran daring yang praktis dan mudah digunakan untuk adalah Google Classroom.

Bagi para pengunjung budiman yang penasaran dan dengan pemanfaatan Google Classroom untuk pembelajaran, silakan simak dan unduh pedoman di bawah ini:

Simak juga prosedur mengubah file CSV menjadi Excel di bawah ini.

Membangun Madrasah Menuju Revolusi Industri 4.0

Alhamdulillah telah terbit artikel saya di Jurnal E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat pada Vol 10, No 2 (2019). Artikel ini bercerita tentang pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dengan segmentasi Madrasah Aliyah di Kabupaten Ponorogo dalam rangka menyambut era revolusi industri 4.0. Hadirnya revolusi industri 4.0 harus disikapi dan dipersiapkan dengan sangat baik, termasuk halnya oleh madrasah. Peluang yang ada justru harus dijadikan pelecut semangat untuk berbenah dan berinovasi agar madrasah semakin maju dan berkembang. Kenyataan yang ada, jangankan untuk menghadapi revolusi industri 4.0, keberadaan website sebagai sarana informasi resmi saja belum ada. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupaya memberikan solusi bagi madrasah swasta di Kabupaten Ponorogo yang belum memiliki website.

Kami menggunakan pendekatan participatory action research dalam melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Secara teknis, dilakukan melalui lima tahapan pengabdian berbasis kompetisi yang meliputi persiapan, pelatihan, pendampingan, kompetisi, dan apresiasi. Hasil nyata kegiatan pengabdian ini adalah keberadaan website resmi madrasah dampingan. Seluruh website tersebut selanjutnya dilakukan kompetisi antar madrasah dampingan dengan beberapa kategori perlombaan. Madrasah dengan website terbaik pada masing-masing kategori diumumkan dan diberikan apresiasi pada kegiatan abdimas award. Indikator lain keberhasilan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasil umpan balik dari Kepala Madrasah dampingan. Sebanyak 94% madrasah menyatakan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terlaksana dengan sangat baik.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dirjen Pendis Kementeraian Agama RI atas dukungan penuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor dan LPPM IAIN Ponorogo yang telah mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Selain itu, ucapakan terima kasih juga kami sampaikan kepada para madrasah dampingan yang bersedia menjadi mitra kerja sama kegiatan ini..

Selamat membaca. Mohon masukannya.

Baca artikel lengkap di sini atau klik DOI: http://dx.doi.org/10.26877/e-dimas.v10i2.3229

Solusi Praktis Instalasi Software Error Side by Side

Pernahkah para sahabat mengalami kegagalan install software? Suatu ketika disaat mengajar Statistika, beberapa mahasiswa gagal install minitab dan SPSS, muncul peringatan “The application has failed to start because the side by side configuration is incorrect. Please see the application event log or use the command line sxstrace.exe tool for more detail.”

Setelah browsing menemukan banyak yang memberikan solusi dengan unduh dan install software tertentu. Namun setelah melalui perjalanan panjang, sepanjang jalan kenangan kira-kira, hehehe, ketemu solusi praktis tanpa unduh dan install software tertentu.

Solusinya sebagai berikut. Pertama silakan buka menu command prompt terlebih dahulu, dengan menekan tombol windows dan R secara bersamaan. Kemudian ketik “sfc” lalu tekan tombol enter dan tunggu sampai proses selesai. Selanjutnya silakan restart komputer atau laptop Anda. Coba buka kembali aplikasi yang sebelumnya Error Side by Side. Sudah bisa kan? Selamat mencoba…

MA Al-Ishlah Bungkal Bersiap Sambut Society 5.0

Nawari Ide News | Kamis, 10 Oktober 2019, Madrasah Aliyah (MA) Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Jawa Timur, bersiap menyambut era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Kegiatan diawali dengan seminar tentang era disrupsi teknologi ini. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengajaran kekinian, berbasis online.

Kegiatan yang berlangsung di Laboratorium Komputer ini diikuti oleh para Bapak Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Bapak Drs. Qomari, Kepala MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Terlebih di era globalisasi ini guru perlu mengikuti perkembangan zaman. Muaranya, mampu meningkatkan prestasi para siswa MA Al-Ishlah Bungkal.

Edi Irawan, bertindak selaku narasumber, menyampaikan kondisi baru wajah dunia saat ini. Terjadi perubahan yang signifikan, dimana pada era revolusi industri 1.0 ditandai dengan adanya penemuan mesin uap, revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya listrik, selanjutnya revolusi industri 3.0 ditandai dengan ditemukannya komputer dan internet. Selanjutnya, era baru yang dikenal dengan revolusi industri 4.0, ditandai dengan pemanfaatan artificial intelligence (AI), robotics, the internet of things (IoT), autonomous vehicles, 3D printing, nanotechnology, biotechnology, material science, energy storage dan quantum computing.

Berkelindan dengan hal tersebut, pada tahun 2019, pemerintah Jepang telah mempublikasikan visinya dengan konsep society 5.0. Tahapan era peradaban ini di mulai dari society 1.0 yang ditandai dengan kehidupan berburu, society 2.0 ditandai dengan tahapan manusia mulai bercocok tanam, society 3.0 ditandai dengan adanya industrialisasi, dan society 4.0 ditandai dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang massif. Society 5.0 merupakan misi masa depan di mana peradaban manusia didukung dengan artificial intelligence (AI), robotics, the internet of things (IoT) dan big data. 

Revolusi industri 4.0 dan society 5.0 ini perlahan tapi pasti akan memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan. Termasuk dunia pendidikan di Indonesia. Karenanya, Edi menyampaikan bahwa MA Al-Ishlah Bungkal perlu mulai menyiapkan sejak dini para siswanya mengenal teknologi informasi dengan baik. Salah satunya, para Bapak dan Ibu guru melakukan pembelajaran kekinian. Pembelajaran yang mengombinasikan pembelajaran online (daring) dan tatap muka (luring) atau yang dikenal dengan blended learning.

Pada sesi kedua, Dosen IAIN Ponorogo ini menyampaikan tutorial pemanfaatan Google Classroom sebagai salah satu aplikasi management learning system. Para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo ini sangat antusias mengikuti pelatihan. Mulai dari membuat kelas, mengunggah materi ajar, membuat tugas, membuat kuis, dan membuat soal ujian.

Kegiatan diakhiri dengan adanya pemberian kuis bagi para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal. Dengan memanfaatkan kahoot  Edi Irawan memberikan kuis terkait materi yang disampaikan.  Para Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal sangat antusias dan serius dalam menjawab kuis. Peserta yang mendapatkan skor tertinggi diberikan hadiah.

Pada penutupan kegiatan, Drs. Qomari menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber dan seluruh peserta yang antusias mengikuti acara. Beliau sangat berharap kegiatan ini bisa ditindaklanjuti oleh Bapak dan Ibu guru MA Al-Ishlah Bungkal dengan menggunakannya pada pembelajaran.

Buat Soal Ujian Online Berbatas Waktu Dengan Google Form

Nawari Ide News | Ponorogo, 26 Agustus 2019. Beberapa hari yang lalu, saya penasaran dengan bagaimana membuat soal ujian online yang mudah dan praktis bagi orang awam. Sebagai penggiat pendidikan yang tidak berlatar belakang pendidikan IT bagus (seperti saya), bisa memanfaatkan sebuah aplikasi yang gratis, mudah, dan praktis, yaitu google formulir. Google formulir merupakan salah satu aplikasi online produk dari Google, yang bisa digunakan untuk membuat formulir, kuis, dan juga soal ujian. Namun, kelemahannya, pada Google Formulir tidak ada pembatasan waktu. Sehingga saya harus berfikir ulang, agar soal ujian bisa lebih aman dan ada batasan waktu yang jelas. Setelah melalui perenungan panjang, browsing panjang, dan praktik panjang, sekitar dua hari saja sih sebenarnya, alhamdulillah menemukan solusinya. Solusinya adalah dengan menggunakan pengaya (add-on) Timify.me. Sebuah pengaya tambahan untuk mengatur waktu penyelesaian kuis atau ujian menggunakan Google Formulir. Secara ringkas, berikut adalah tahapan membuat soal kuis atau ujian berbatas waktu menggunakan Google Formulir dan Timify.me.

Pertama kali silakan Anda login pada google formulir menggunakan email (gmail) Anda. Selanjutnya silakan pilih tambahkan formulir baru. Lalu silakan ketik judul dan deskripsi soal kuis atau ujian yang akan kita susun. Masukkan naskah soal satu per satu, beserta jawabannya (untuk soal pilihan ganda), sekaligus kunci jawaban dan skor jika jawaban tersebut benar. Setelah seluruh naskah soal selesai dientry, tahapan selanjutnya adalah saatnya setting waktu pelaksanaan ujian. Caranya adalah, silakan ditambahkan Add-On bernama Timify.me. Sebuah aplikasi pembatas waktu pada Google Formulir yang bersifat free. Selanjutnya, silakan login pada https://timify.me/ menggunakan email yang sama dengan email Google Formulir Anda. Kemudian, silakan aktifkan timify pada Add-On di Google Formulir lalu klik “Configure”.

Langkah selanjutnya adalah buka laman timify.me, lalu Klik “Create” untuk membuat link masing-masing user atau peserta ujian. Silakan masukkan email masing-masing user dan batas waktu pengerjaan (dalam menit), lalu Klik “Create”. Maka Anda akan diberikan tautan sebanyak user atau email yang Anda masukkan, dan soal sudah dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Anda dapat mengunduh seluruh alamat tautan dalam bentuk CSV. File tersebut dapat dengan mudah Anda buka di Excel. Jika kesulitan, tunggu postingan selanjutnya pada laman ini. Anda juga dapat mengirimkan tautan pada email peserta ujian masing-masing dalam sekejap. Setiap user/peserta ujian membuka formulir, maka pada bagian atas halaman formulir, akan ada waktu yang berjalan mundur. Mudah bukan?

Selamat mencoba…

Pemuda Wates Sekarang Melek Blog

Nawari Ide News | Wates, 29 Juli 2019. Blog bagi warga desa bukan hanya mimpi lagi. Kemudahan akses internet menjadi salah satu penunjang ketercapaian pembuatan blog. Termasuk halnya bagi para pemuda di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

Adalah hadirnya mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 29 dari Institut Agama Islam Negeri Ponorogo yang membawa dan memperkenalkan blog bagi para pemuda. Mahasiswa memfasilitasi para pemuda dengan mengadakan pelatihan nge-blok bagi para pemuda. Pelatihan yang dilaksanakan pada hari Senin, 29 Juli 2019 diikuti oleh para peserta dengan sangat antusias.

Pelatihan dimulai dengan memperkenalkan kepada para peserta tentang blog dan manfaat memiliki blog. Secara bertahap, peserta membuat blog dari awal, mulai mendaftarkan diri pada wordpress. Peserta secara bertahap berlatih membuat berita, mengungah gambar, membuat laman, mengganti dan memperbaiki tema. Bertindak sebagai narasumber pada hari itu adalah Edi Irawan, M.Pd.. Dosen IAIN Ponorogo yang sekaligus DPL kelompok 29 mendampingi para peserta dengan telaten.

Beberapa blog hasil pelatihan langsung dapat diakses. Diantaranya adalah blog untuk desa wates, blog SATRANS, SDN 2 Wates, dan lain-lain. Di akhir sesi, diberikan quis online menggunakan kahoot. Materi yang menjadi bahan quis adalah materi selama pelatihan. Peserta yang mendapatkan skor quis tertinggi diberikan souvenir berupa mug cantik bergambar logo IAIN Ponorogo.

Unduh materi pelatihan lengkap tentang Mengenal, Membuat, dan Memanfaatkan Blog di sini.

Usia, Bukan Alasan Menjadi Guru Virtual

Nawariide News | Sabtu, 16 Februari 2019. Gema revolusi industri 4.0 tidak hanya lantang di perkotaan. Tetapi juga di pedesaan. Tidak hanya di dunia pendidikan tinggi. Tetapi juga di dunia pendidikan dasar dan menengah. Tidak hanya pada kaum muda. Tetapi juga pada golongan emak-emak (ibu-ibu).

Lahirnya revolusi industri 4.0 juga harus dibarengi dengan pembelajaran 4.0. Sebuah pembelajaran yang up to date. Pembelajaran yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karenanya, guru juga harus meng-upgrade diri. Sesuai tuntutan dan perkembangan zaman. 

Banyak hal yang bisa dilakukan di era disrupsi teknologi ini. Salah satunya adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran daring (dalam jaringan/online). Blanded Learning katanya Pak Dr. Wirawan Fadly, M.Pd. (Kajur Tadris IPA). Kelas virtual tampaknya mulai menjadi song of the day. Perlahan tapi pasti akan membumi.

Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang kekinian. Pembelajaran daring. Pembelajaran yang tidak tersekat oleh jarak dan ruang. Semua dilakukan dengan membentuk kelas virtual. Kelas belajar yang dilakukan secara online.

Terdapat banyak penyedia pembelajaran online. Sebut saja ada moodle, edmodo, google classroom, dan lain-lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi tujuannya sama. Memfasilitasi pembelajaran online. Memfasilitasi keberadaan kelas virtual.

Itulah yang kami bahas bersama Bapak dan Ibu Guru IPA MTs di Kabupaten Ponorogo. Mereka tergabung dalam wadah MGMP IPA. Pagi itu, bertempat di MTs Negeri 1 Ponorogo, para penerus Albert Einstein ini diskusi terkait pembelajaran kekinian. 

Usia tidak menjadi penghalang mereka untuk belajar menggunakan Google Classroom. Mulai dari pengenalan google classrom. Instalasi pada hand phone. Pembuatan kelas virtual, upload materi, pembuatan kuis, dan juga ujian secara online. Mereka begitu sangat antusias untuk mengikuti kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar tersebut.

Awalnya, Saya heran mengapa mereka begitu antusias. Tetapi kemudian saya tersadar, bahwa ini terjadi karena mereka guru MTs. Tentu sangat menghayati sebuah hadits yang sering kita dengarkan اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ (Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat).

Unduh materi pelatihan Pembelajaran di Era Revolusi Industri di sini

 

Abdimas Award 2018

Nawari Ide News | Ponorogo, 29 September 2018. Pagi itu, hall Amaris Hotel terlihat sangat ramai. Bukan untuk rapat, workshop, atau seminar seperti biasanya. Tetapi karena sedang dilaksanakan kegiatan Abdimas Award 2018. Abdimas sendiri merupakan akronim dari “Pengabdian kepada masyarakat”. Pada kegiatan ini dilakukan apresiasi terhadap seluruh madrasah dampingan yang terbaik.

Abdimas Award 2018 ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebelumnya. “Kegiatan ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan Abdimas kami, di mana sebelumnya kami telah melakukan perencanaan, pelatihan, dan juga kompetisi antar madrasah dampingan” ungkap Edi Irawan, selaku tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

Pada tahap pertama, dilakukan perencanaan untuk pembuatan Website masing-masing madrasah. Penetapan nama domain dilakukan bersama antara tim pengabdian kepada masyarakat dengan madrasah. Kemudian, dilakukan pembelian domain dan hosting untuk masing-masing madrasah.

Selanjutnya pada tahap kedua, dilakukan pelatihan teknik pengelolaan Website. Peserta kegiatan ini adalah para operator dari masing-masing madrasah. Materi pelatihan meliputi teknik pengisian website dan teknik penyusunan berita. Targetnya adalah para operator memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan website masing-masing.

Pada tahap ketiga, madrasah diberikan kesempatan untuk mengisi dan mengembangkan website. Selama proses pengisian website, tim Abdimas melakukan monitor dan evaluasi, baik secara online maupun secara langsung ke madrasah-madrasah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengisian dan pengelolaan website berjalan lancar.

Kompetisi antar website merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Ini merupakan distingsi kegiatan pengabdian kepada masyarakat kami dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat lainnya” lanjut dosen matematika ini.

Terdapat beberapa kategori website yang ditetapkan menjadi website terbaik. Pertama, website terbaik kategori kualitas layanan informasi online; Kedua, website terbaik kategori tampilan layout; Ketiga, website terbaik kategori konten deradikalisasi; Keempat, website terbaik kategori kualitas inovasi; dan Kelima, website terfavorit.

Tips Excel: Solusi Fungsi IF Berulang Lebih dari 8 Kali

Excel Mania | 17 September 2018. Suatu ketika, saya dipusingkan dengan rumus if yang bertingkat untuk menentukan nilai mahasiswa, masuk pada kategori A+, A, A-, dan seterusnya. Pasalnya, Excel hanya bisa menerima fungsi if sampai delapan kali saja. Sehingga untuk menentukan nilai dengan 15 tingkat akan tidak diproses oleh Excel.

Misalkan menggunakan fungsi IF, untuk menentukan nilai akhir dengan 15 stratifikasi di atas akan yang sangat panjang. “=IF(M14=”A+”,4, IF(M14=”A”,3.75, IF(M14=”A-“,3.5, IF(M14=”B+”,3.25, IF(M14=”B”,3, IF(M14=”B-“,2.75, IF(M14=”C+”,2.5, IF(M14=”C”,2.25, IF(M14=”C-“,2, IF(M14=”D+”,1.75, IF(M14=”D”,1.5, IF(M14=”D-“,1.25, IF(M14=”E+”,1, IF(M14=”E”,0.75, IF(M14=”E-“,0.5, IF(M14=”T”,0,””))))))))))))))))”, dan hasilnya tentu error.

Solusinya adalah, gunakan fungsi VLOOKUP. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

Pertama, siapkan tabel referensi terlebih dahulu, urutkan dari nilai yang terendah sebagaimana contoh berikut.

Kedua, gunakan fungsi VLOOKUP dengan Approximate Match (TRUE). Ketikkan =VLOOKUP(Alamat Sel Yang Akan Dikonversi; Alamat Tabel Referensi;Urutan Data Pada Tabel Referensi;TRUE). Berikut adalah contoh hasil pemanfaatan VLOOKUP Approximate Match untuk menggantikan fungsi IF yang banyak.

Ketiga, tambahkan STRING ($) pada alamat tabel referensi, agar fungsi bisa langsung di drag hingga data terakhir. Sehingga konversi nilai akan berjalan dengan sekejap saja.

File contoh pemanfaatan VLOOKUP Approximate Match untuk konversi nilai dapat diunduh di sini.

Operator IT MA Antusias Mengikuti Pelatihan

Nawari Ide News | 18 Agustus 2018. Sebanyak 20 peserta sangat antusias mengikuti pelatihan optimalisasi pemanfaatan website madrasah. Seluruh peserta merupakan para operator IT yang bertanggung jawab atas pengembangan website masing-masing madrasah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Maesa Hotel Ponorogo pada hari Sabtu,  18 Agustus 2018. Hadir sebagai narasumber Edi Irawan, M.Pd., Dosen IAIN Ponorogo sekaligus pengusul dan pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi tahun 2018.

Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan

Sumber: Google Book

Alhamdulillah buku dengan judul “Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan” telah terbit. Buku ini merupakan buah dari refleksi penulis yang telah mendapatkan hibah penelitian pengembangan dari Kemenristekdikti (sekarang Kemendikbud). Buku ini mengupas tentang pentingya penelitia pengembangan, berbagai model penelitian pengembangan, dan contoh proposal penelitian pengembangan yang telah berhasil didanai. Buku yang diterbitkan oleh Deepublish ini memiliki tebal 148 halaman.

Buku ini hadir secara khusus untuk memberikan inspirasi bagi para mahasiswa, dosen muda, dan para peneliti pemula pada khususnya, untuk segera membumikan ide-ide kreatifnya, segera mengadakan berbagai penelitian. Salah satunya adalah penelitian pengembangan yang memang secara khusus diprioritaskan untuk memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang ada.

Buku ini dilengkapi dengan kajian teoretis, untuk menambah wawasan pembaca tentang penelitian pengembangan, utamanya di bidang pendidikan. Selain itu, pembaca juga disuguhkan dengan contoh-contoh konkret bagaimana menemukan ide dan menyusunnya dalam sebuah proposal penelitian. Kemudian, segera dilakukan pengembangan berbagai hal dan berakhir pada terpublikasikannya pada berbagai sarana publikasi ilmiah seperti prosiding, buku, dan atau jurnal. Buku Kiat sukses meraih hibah penelitian pengembangan ini diterbitkan oleh penerbit Deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.